skip to main |
skip to sidebar
HMI Harus "Back To" Kampus
HMI Harus “Back To” Kampus
REALITAS OBYEKTIF YANG DIHADAPI
Tata dunia masa depan baik mikro (antar individu, keluarga, dll) maupun makro (multilateral) akan mengandalkan jaringan kerja. Selama ini, aktualisasi HMI terbentur pada kurang mampunya kita membangun hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain.
Pengembangan jaringan kerja ini penting dikarenakan tiap kelo.k memiliki competency keunggulan competitive dan comparative yang berbeda. Jaringan perkaderan perlu dilakukan karena kita tidak mampu untuk mengajarkan semua competency kepada kader dan wadah penyalurannya (orbit kader)
Pengembangan jaringan dan penciptaan opini hendaknya diperlakukan dalam sebuah desain program yang menyatu dan utuh. Tidak terpisah, karena pengembangan jaringan ibarat mulut dan penciptaan opini bagaikan ucapan. Di sinilah peran penting strategy positioning dalam merencanakan dan melaksanakan kedua proyek ini. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan strategy positioning untuk konteks tantangan kekinian HMI :
Paradigma Politik Kekuasaan
Jaringan gerakan mahasiswa (GM) intra kampus telah mampu mendorong keterlibatan mahasiswa secara masif dalam reformasi 98’. Hal ini terjadi karena di arena kampuslah ruang ekspresi masih tersedia untuk mengontrol kebijakan publik. Oleh karena itulah GM ekstra kampus berlomba memasuki kampus dengan paradigma politik kekuasaan yakni penguasaan lembaga-lembaga intra kampus. Saat ini ruang ekspresi sangat luat (euphoria) dan cenderung tak terkendali. GM ekstra kampus tak memerlukan lagi organisasi mantel atau apapun untuk menunjukkan sikapnya. Oleh karenanya diperlukan rumusan alternatif tentang paradigma HMI terhadap intra kampus. Variabel ini menuntun kita untuk merumuskan cara umum pendekatan kepada intra kampus.
Otonomi sistem pendidikan perguruan tinggi
Pembangunan suatu daerah hendaknya didasarkan pada riset-perencanaan yang menyeluruh oleh lembaga setingkat perguruan tinggi (PT). Sejurus dengan itu, sistem pendidikan sedang bergerak menuju eksperimentasi baru yakni otonomi system pendidikan PT. HMI memiliki kepentingan besar untuk ikut mengarahkan dan merumuskannya menuju sistem pendidikan PT otonom yang humanis-liberatif, demokratis, dan berbasis pada tantangan transformasi masyarakat dan penguatan potensi daerah setempat. Karena pada dari pendidikanlah proyek cut generation untuk revolusi sistemik memiliki peran dan posisi strategis yang berdampak jangka panjang. Variabel ini menuntun kita untuk menemukenali ide dasar tentang kaitan SDM DAN SISTEM PENDIDIKAN masa depan bagi kader dan HMI.
Pola GM intra kampus alternative
Pola gerakan massa seperti GM 98’ perlu dikaji ulang relevansinya di masa kini dan mendatang. Kecenderungan menghilangnya pola kesatuan aksi, bebasnya GM ekstra kampus, serta kemungkinan munculnya pola kelo.k-kelo.k diskusi sebagaimana di awal 80’an telah menyodorkan soal baru: ”Pola GM intra kampus seperti apa yang tepat?”
Selain itu HMI memiliki misi keislaman di kampus yang ditujukan untuk malaksanakan dakwah Islam. Kecenderungan keislaman para civitas akademika baik yang laten maupun yang sekedar trend, munculnya kompetitor lama maupun baru, kecenderungan perilaku belajar mahasiswa, dan perkembangan akademik yang ketat di setiap perguruan tinggi memunculkan pertanyaan:”Bagaimanakah strategi dakwah Islam kekinian dan ke depan yang tepat?”Apakah pola usroh masih efektif? Dll. Variabel ini menuntun kita untuk merumuskan segmentasi pasar kader HMI.
Media Dan Pusat Data
Setelah tiga (3) varibel di atas, kita harus memiliki pusat data yang memadai dan media distribusi informasi yang tepat guna. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keahlian teknologi informasi kader. Jika pilihan issue dari hasil dialektika ketiga variable di atas tepat, maka problem selanjutnya adalah bagaimana cara distribusi dan pendekatan isu terhadap segmen pasar. Pusat data penting untuk meriset berbagai kecenderungan/trend. Sedangkan pilihan media penting untuk menyampaikan pesan kepada setiap bagian segmen pasar HMI.
JARINGAN HMI
Jaringan adalah bentuk-bentuk hubungan HMI dengan organisasi-organisasi, lembaga-lembaga, dan pihak-pihak di luar HMI. Pihak-pihak tersebut dapat dibedakan secara garis besar berdasarkan cakupan wilayah seperti lokal, nasional, dan internasional. Namun demikian, dapat juga diuraikan menurut relasi kekuasaan kontenporer yakni negara, masyarakat sipil, dan kelo.k pemodal. Perspektif lain untuk membedakan jaringan adalah menurut sektor yaitu politik, ekonomi, dansosial budaya. HMI melalui kader-kader, pengurus, maupun alumninya selama ini telah membina dan menciptakan jaringan yang sangat luas baik pada wilayah lokal, nasional, maupun internasional.
Mengapa harus dibentuk Jaringan?
Pembangunan jaringan diperlukan karena tujuan-tujuan HMI tidak dapat diwujudkan hanya melalui kerja-kerja HMI semata. HMI adalah bagian dari lingkungan masyarakat lokal, nasional, maupun internasional. Jaringan pada tingkat lokal perlu ditumbuh kembangkan karena wilayah ini merupakan basis HMI atau tempat HMI berpijak seperti perguruan tinggi, masyarakat sekitar, pemerintahan daerah, dan sebagainya. Dukungan dari perguruan tinggi dan masyarakat sekitarnya terhadap HMI mengingikasikan bahwa HMI membeirkan manfaat kepada lingkungannya. Pada tingkatan tertentu cabang-cabang HMI harus menunjukkan kontribusinya kepada perjuangan masyarakat sipil di daerah-daerah sebagai wujud implementasi asas Islam HMI dan tujuan untuk membentuk tatanan masyarakat yang diridloi Allah swt.